Thursday, November 14, 2013

JUAL STONE CRUSHER PLANT ALL TYPE


Kami juga menyediakan spare part Jaw Crusher..

Untuk pemesanan hubungi :

Aina
081914002409
085740217711 (sms)

Monday, July 11, 2011

KC I&K 1 ~Obsesi~ Part 1


Insan masih belum sepenuhnya terjaga ketika HP-nya berdering-dering dengan nyaring. Ia melirik sejenak dan terbeliak menatap dering Big Boss di layarnya.
 "Ya, Pak Kamil ...."
  "Insan, siapkan semua desain pakaian yang saya minta sebelum jam delapan pagi. Saya harus meeting dengan klien jam sembilan. Terimakasih."
 Klik........! Hubungan langsung terputus. Tanpa kompromi dan tanpa penjelasan.
 "Nggak bisa apa minta baik-baik? Sakit tuh orang!" seru Insan dengan jengkel. Ia tengah melemparkan HP-nya ke tempat tidur.
 Insan melirik jam dinding di kamarnya yang stylish dan tertata rapi. Jam dinding itu berada di antara benda-benda hiasan yang menunjukkan citarasa seni dan artistik. Baru jam setengah empat pagi. Insan mengucak-ucak matanya. Tidak yakin dengan pandangannya. Baru percaya setelah melihat HP-nya menunjukkan waktu yang sama.
 Dengan setengah ngedumel, mau tidak mau Insan bangkit untuk bersiap-siap. Untuk pergi ke kantornya, Ramadhana Coorporation. Sebuah produsen pakaian wanita berkelas. Hanya butuh waktu lima belas menit jalan kaki. Kantornya berada di kompleks yang sama dengan apartemennya. Masalahnya, pekerjaan yang mestinya untuk minggu depan harus siap nanti, berarti ia harus ekstra kerja keras.
 Insan masih menggerak-gerakan badannya disana sini. Sepertinya masih berat untuk bangun. "Resiko jadi manajer kreatif," bisik Insan perlahan.
Usai mandi, Insan mengoleskan berbagai lotion untuk menjaga kecantikannya. Adzan Shubuh terdengar sayup-sayup dari tempat Insan. Wajah Insan yang cerah, dibalut dengan mukena cantik. Menunaikan sholat Shubuh dan melantunkan ayat-ayat suci Al Qur'an. Hatinya terasa damai.
        Selepas itu, Insan meminum segelas hot chocolate dan setangkup roti berlapis keju. Santapan wajibnya setiap pagi sebelum bekerja. Kini Insan sudah ada di depan meja riasnya. Terlihat seperangkat alat make up yang tersebar di meja rias; parfume, berbagai aksesori - gelang, giwang, cincin, dan kalung, agenda, blackberry keren, tas branded, dan arloji berkelas.
Dengan lincah dan cekatan Insan memoles wajahnya yang segar. Dia mengoleskan lipstik merah ceria. Gerakan tangannya pasti dan terampil. Ia memasangakan seluruk aksesori yang ada pada tempatnya. Terakhir, mengenakan cincin berlian di kedua jari manisnya. Tak lama jemari lentiknya menyambar syal sutra yang lembut dan cantik. Melilitkan di lehernya dengan ringan dan cekatan.
 Insan mengulas senyum pasti di depan cermin. Setelah yakin tidak ada yang kurang, ia beranjak ke sisi ranjang. Ia duduk dan kedua tangannya memasangkan stocking dengan gerakan  yang seksi. Akhirnya, kaki jenjang bers-stocking telah emngenakan stiletto apik. Padanan yang sempurna untuk seorang wanita karier.

**********


Ruangan yang gelap gulita. Insan masuk dan menyalakan lampunya. Kini Insan telah berada di ruangan kerjanya. Tempat yang tak kalah stylish dengan apartemennya. Sekeliling ruangan masih senyap. Baru jam setengah lima pagi.
Semestinya kalau sekedar membereskan pekerjaan, Insan tak perlu dandan sebegitu rupa. Toh, ia melakukannya. Tak mau menanggung malu lagi. Ia pernah datang ke kantor jam lima pagi dengan pakaian sekadarnya. Tanpa diduga meeting dadakan jam enam pagi. Semua orang sudah siap dengan pakaian kerjanya. Tak ada kesempatan untuk kembali ke apartemennya. Oh my Gosh! Insan tak akan mengulanginya lagi.
Setelah menyalakan musik player-nya, Insan mulai bekerja. Tangannya  bergerak lincah kesana ke mari. Ia menyiapkan semua materi desain. Merapikan. Menyempurnakan. Menyeleksi-nya. Dengan segala usahanya, Insan menyelesaikannya sampai jam delapan kurang dua puluh menit.
Baru saja Insan hendak menyandarkan punggungnya agar lebih lega, ketika wajah Kamil muncul di depannya. Sosok lelaki jangkung berparas tampan itu tampak tak bersahabat. Dia sudah mengenakan pakaian kerja lengkap. Seolah pagi itu, waktu yang penting buatnya.
“Pagi, Pak!” Insan berusaha ramah.
Usianya dengan Kamil hanya selisih enam tahun. Ia harus memanggilnya ‘Pak’ karena Kamil adalah bosnya.
“Sudah siap?” tanpa menjawab salam, Kamil langsung menuntut dengan suaranya yang khas. Dingin. Beku. Tak bersahabat.
“Sudah. Tinggal mengemasnya biar lebih mudah dibawa,” jawab Insan.
“Itu namanya belum siap, Insan!” seru Kamil dengan tatapan galak. “Bereskan semuanya. Antar ke ruangan saya lima menit lagi!”
Insan menarik napas panjang. “Kenapa sih dia nggak pernah ramah?”
Ia mengemas pekerjaannya dalam document box yang lebih besar. Setelah siap, ia beranjak ke ruanagan Kamil.
“Ini Pak. Semuanya sudah saya beri keterangan detail. Biar Bapak mudah menyampaikan pada klien. File-file sudah saya transfer ke PC Bapak,” kata Insan hati-hati.
“Kamu mau mendikte saya?” serunya sambil membuka document box yang baru diserahkan Insan. “Siap-siap. Ikut saya jam delapan!” perintahnya.
Insan tentu saja kaget dengan perkataan Kamil.
“Saaa….saya, Pak?”
“Kamu tuli apa?” bentak Kamil.
“Oh, eh, iya. Iya , Pak…..tapi, apa yang mesti saya lakukan?” Tanya Insan dengan tampang bingungnya .
“Bodoh!!!” bentak Kamil. Tentu saja presentasi pada klien! Berapa lama kamu kerja sama saya? Masih nggak ngerti juga kalau pergi sama saya, tentu saja ketemu klien! Presentasi! Jual desain!” teriak Kamil masih dengan suara galak.
“Oh, iya, iya, Pak!”
Insan pergi dengan setengah bingung. Keget. Sekaligus surprise. Entah angin apa yang membuat Kamil pagi-pagi mengajaknya pergi. Ini hal yang menyenangkan. Berarti Kamil mulai percaya padanya. Namun juga tak mudah buat Insan. Ia tak sempat menyiapkannya dengan lebih baik.
Waktu berlalu terasa sangat lamban bagi Insan. Tidak biasanya ia merasa sangat nervous seperti hari itu. Untunglah, walaupun tak sepenuhnya siap, ia menguasai dengan baik pekerjaannya.
Detik-detik yang mendebarkan buat Insan pun segera berlalu. Presentasinya berhasil. Klien mereka langsung menjatuhkan pilihan pada beberapa desain Insan. Legalah hati Insan. Setidaknya, kerja kerasnya dari pagi tidaklah sia-sia.
Insan tidak berharap apa-apa, kecuali ucapan terimakasih dari Kamil. Ternyata lelaki tampan itu tetap dingin. Tidak ada sepatah kata pun dari bibir bagusnya. Sampai mereka tiba kembali di kantor.
“Waduh, Insan pagi-pagi sudah kencan sama bos. Gimana, seru dong?” seru Sandra, manajer pemasaran saat mereka bertemu di lobi kantor.
“Seru apanya? Yang ada juga gue bĂȘte!” balas Insan kesal.
Sandra mendekat. “Eeh, bĂȘte kenapa?”
Insan mendengus kesal. “Bayangin aja, San. Jam setengah empat gue disuruh ke kantor. Nyiapin materi presentasi yang mestinya buat minggu depan. Harus siap sebelum jam delapan. Gue yang presentasi dan klien pesan banyak. Eeeh. Boro-boro terimakasih. Senyum aja enggak!” sewot Insan.
“Masa sih? Biasanya dia nggak gitu. Orangnya baik, tapi ya………..sedikit galak. Hihihihihi…”
“Aaaaaaaaaah, gue emang apes kalau sama dia,” kata Insan sambil beranjak. “Gue ke ruangan dulu ya, Pusing banget nih!” tambah Insan sambil melangkah pergi menuju ruangannya.

**********

       Baru saja Kamil masuk ke ruangannya. HP- nya berdering-dering tidak mau berhenti. Beberapa kali diliriknya, tapi dibiarkan saja. Rupanya si penelpon tak mau berhenti. Akhirnya Kamil menerimanya.
        “Assalamualaikum, Ma……”
        “Wa’alaikum salam. Susah banget sih ditelpon, Dhana?!”
Lagi di luar.”
 “Mau di luar, mau kemana kek, HP kan mestinya ada sama kamu. Adikmu barusan cerita, kamu masih nungguin Pingkan. Berapa kali Mama bilang, lupakan Pingkan! Dia sudah nikah dengan lelaki lain! Kenapa kamu masih aja ngarepin dia? Seperti nungguin godot! Nggak ada gunanya! Cari perempuan lain, apa susahnya sih?!”  semprot mamanya dari seberang terdengar keras dan kesal.
 “Ma, kan Dhana sudah bilang. Ini soal hati. Butuh waktu untuk ngelupain Pingkan. Mama nggak usah ngedikte! Serunya.
 “Mama ngerti. Tapi sampai kapan Dhana? Mama bosan, tiap datang ke kawinan ditanya kapan mantu kamu terus. Lah kamu, calon istri aja nggak punya!”
 “Iya, iya. Mama tenang aja. Nanti pasti Dhana bawain calon mantu. Sudah ya. Lagi sibuk nih,” Kamil memutuskan hubungan telepon.
 Di seberang sana, Ratna, mamanya Kamil mengomel panjang pendek. “Dasar bocah gemblung. Orang tua ngomong nggak pernah dipeduliin.”
 Mamanya Kamil kembali masuk ke ruangannya. Sebenarnya ia tidak ingin mengejar-ngejar Dhana untuk segera menikah. Tapi semlam, ia mimpi bertemu almarhum suaminya. Pasti, itu mnegingtakannya agar menyuruh Dhana cepat-cepat menikah. Sebelum suaminya meninggal, Dhana memang sudah hendak menikah. Sayang, Pingkan mengacaukan semuanya. Perempuan itu pergi meninggalkan dhana dan menikah dengan lelaki lain. Lalu, Dhana pun tak jadi menikah. Sampai papanya meninggal. Sampai sekarang, dua tahun sudah berlalu.
 Sementara itu, di ruangannya Kamil merenung. Telepon mamanya selalu membuat Kamil resah. Ia menarik napas panjang. Mencoba mengeluarkan seluruh beban hidupnya. Selintas pertanyaan muncul di hatinya.
 “Siapa sebenarnya pasanganku?”
 Wajah-wajah perempuan cantik silih berganti memenuhi benaknya. Begitu cepat hingga ia tak bisa mengenangnya. Kamil menatap dirinya. Dalam balutan PSL, seorang pengusaha muda yang sukses. Mudah baginya memilih perempuan. Tapi…………

 Rumah yang luas. Berlantai dua dengan desain minimalis sekaligus klasik. Corak kayu jati dengan warna pelitur kecoklatan yang mengkilat disana sini. Dinding-dinding pembatas ruangan, sebagian besar dari kayu jati. Meja, kursi, perabot, dan isinya pun tak jauh-jauh dari kayu. Nuansa klasik yang kental. Ornamen dan hiasan-hiasan dinding punsemuanya bercorak klasik.
 Di halaman depan yang luas ditanami segala jenis tanaman buah-buahan. Bunga-bunga tumbuh  subur dengan aneka warna di salah satu sudut taman. Di pojok kirinya ada kolam untuk ikan hias dengan gua-gua buatan dan air mancur yang tercurah.
 Di samping kiri rumah ada mushola dengan dominasi warna hijau yang sejuk. Di dekatnya ada sebuah tempat yang luar biasa. Perpustakaan dan studio gambar. Lengkap dengan perabotannya.
 Di samping kanan rumah ada sebuah tempat terbuka, tapi terlindung dari panas dan hujan. Beberap[a mobil mewah terparkir di sana. Lalu beranjak ke belakangnya, ada tembok pembatas. Di sana terdapat berbagai jenis tanaman yang luar biasa teduh, rimbun, dan menyejukkan.
 Di sisi tempat parkir mobil ada tanah berumput terbuka dengan tanaman pelindung yang besar. Tempat untuk olahraga. Ada jogging track di daerah tersebut. Satu areal digunakan khusus untuk lapangan tenis.
 Terpisah dari halaman belakang, satusatu tembok pembatas yang cukup tinggi. Satu dengan lainnya dihubungkan oleh pint. Di dekatnya ada banyak kolam untuk ikan lele dan gurami. Di ujung yang lain, ada kambing-kambing yang tak kalah banyaknya. Sungguh, areal rumah yang sangat luas dan mengagumkan…………
 Di dalam rumah, terasa ada yang menarik hatinya. Sesosok perempuan cantik. Berwajah teduh. Bermata bulat bening . memakai kerudung rapi dalam balutan busana muslim. Tersenyum cantik sekali. Kepadanya…….

Kamil membuka mata. Serasa mimpi, tapi seolah nyata. Bayangannya terasa lekat dalam hari-hari panjangnya. Semenjak Pingkan meninggalkannya. Menggoreskan luka, yang tak kunjung pulih. Ia lelaki. Seperti kata orang, tak pantas menangis. Tak perlu bersedih. Toh ia menangisi nasib buruknya. Ditinggalkan oleh seorang perempuan yang dicintainya.
 Lalu…wajah itu selalu datang. Tersenyum cantik sekali. Sayang, ia tak mengenalinya. Rumah teduh dengan nuansa damai itu sellau membayanginya. Seolah mengingatkannya pada sosok dirinya yang lain.

Kisah Cinta Insan & Kamil (KC I&K) Review


Ketika takdir memisahkan
tak ada sesuatu pun yang mampu mencegahnya,
namun saat Allah SWT mempersatuakan,
semesta kan berdoa ................


" Kamu benar-benar keterlaluan, Insan. Saya tidak bisa tolerir perbuatan kamu. Mulai malam ini kamu saya skors satu bulan!" teriak Kamil dengan kemarahan yang meluap.
Bintang dan Bella terlihat puas mendengar keputusan Kamil. Insan sampai menangis menerima keputusan yang sepihak iyu. "Saya tidak melakukan kesalahan, Pak Kamil ...."

************************* 

 Sebuah novel ringan yang sangat menghibur, khas Kinoysan, dengan cerdas meramu rangkaian cerita menjadi menarik untuk ditelusuri lembar demi lembar. Menggambarkan lika-liku kehidupan cinta Insan dan Kamil. Menyajikan dengan cantik sebuah pertanyaan yang selalu menggelayut dalam sanubari kita : Pada sisi mana takdir Allah SWT akan berpihak?


=============================Enjoy It===========================




Saturday, July 9, 2011

Form Pencairan Dana

Nah ini nih kalo dana sudah cair juga bikin pusing lagi....masih harus bikin laporan dan beberapa surat pernyataan..Namun untuk proposalnya yang mana, saya sudah ndak ingat lagi (saking banyaknya yang dibuat, namun ada beberapa yang pencairannya tidak terlalu rumit alias langsung transfer ajjah..ha..ha..)
Untuk pembuatan kwitansinya seperti ini

Belum lagi surat pernyataannya, anda bisa ambil nih contohnya

Hal sepele seperti ini saja bisa direvisi sekali, wah benar2 aneh nih. Semuanya harus persis plek oiii

----------------Good Luck---------------

Proposal APBN Dana Rintisan PAUD

Saya masih ingin berbagi walaupun dulunya bikin pusing amat sangat nie, sudah dipastikan mengalami revisi sampai tak terhitung...Kala itu sudah dipastikan dana akan masuk dalam waktu dekat, tapi kok justru lebih susah dari proposal yang dananya tak pernah cair..Sudah menjadi kebiasaan jika membuat proposal pastikan dulu dananya cair atau tidak..kalau masih dalam tahap pengajuan, yach ...selamat mencoba saja..berhubung saya tidak terlalu pelit, anda bisa unduh data saya di sini

Disamping itu anda harus membuat beberapa surat pernyataan seperti ini

Dan juga anda membutuhkan rincian dananya, berhubung sudah saya bilang dananya pasti cair jadi anda bisa mencontoh milik saya yang satu ini.
RAB

Makalah Sentra Budaya

Ini adalah makalah yang saya buat dalam semalam, hufft benar2 membuatku tidak mandi..ha..ha..ha..
Dalam rangka Lomba Cipta Ragam Main Sentra se Jawa Tengah pada tanggal 27 Juni 2011 di Purbalingga , untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional.
Saya tidak terlalu kejam dalam berbagi ilmu, jadi anda bisa unduh di sini
Semoga bermanfaat,..

No Copas


Akhirnya saya bisa menemukan script yang cocok dengan theme ini..wuahhhh, seneng juga rasanya,.. hanya butuh 2 hari untuk melakukan hal seperti ini. Puas lah...sekarang tinggal pusing untuk postingan blognya..Tapi sayang, hari ini buku favorit saya tertinggal dirumah. 
Saya mohon maaf sebelumnya buat pembaca yang menemukan blog saya ini, karena saya tidak ingin orang lain mengambil sesuatu yang sudah saya buat nantinya dengan susah payah..Cuplikan nantinya juga hasil copas kok, tapi tidak semudah copas yang orang lain biasa lakukan (misal: saya tulis ulang buku atau cerita yang sudah saya baca, atau berbagi pengalaman dari orang sekitar yang murni dari mulut mereka alias pengalaman pribadi).
So, by reading my blog I hope you can read carefully and keep it in your brain. You can shared it to your close person or someone else.
Sometimes, mereka malas membaca tapi mahir dalam copas..I think it's good one, but I want force you to read my blog. Thanks for understanding this blog, wait and see what can I do for this blog.

-----------------------HAVE A NICE DAY TO ALL------------------